Download buku dasar-dasar logika




















Yaitu term dimana term yang satu mempertegas makna term yang lain melalui pengingkarannya. Disini term yang satu mengingkari term yang lainnya. Contoh: hidup mati, benar salah.

Term kontraris. Yaitu pasangan term yang menunjukkan sudut-sudut ekstrem di antara objek-objek yang tersusun dalam satu kelas tertentu.

Contoh: panas dingin suhu , hitam putih warna. Term relatif. Yaitu pasangan term dimana yang satu tidak mungkin dimengerti tanpa ada yang lain sebagai lawannya. Konotasi term yang satu mengandaikan konotasi term yang lain sebagai lawannya. Contoh: ibu-anak, suami-istri, guru-murid. Menurut ketepatan maknanya25 term memiliki jenis sebagai berikut: 1.

Term univok. Yaitu term yang hanya menerangkan satu objek tertentu atau dalam arti yang persis sama. Contoh: rokok, pohon, rumah. Term ekuivok. Yaitu term yang memungkinkan terbentuknya makna ganda, atau term-term yang mempunyai bunyi yang persisi sama, tetapi arti yang terkandung di dalam masing-masing term berbeda satu sama lain.

Term analog. Yaitu term yang data menerangkan dua hal atau lebih dalam arti yang berbeda satu sama lain, namun kadang-kadang ada kesamaannya juga. Contoh: Kaki dapat berarti bagian tubuh arti sebenarnya Bagian benda yang berfungsi seperti kaki analog Menurut kodrat referent26, term memiliki jenis: 1. Term konkrit. Yaitu term yang memiliki objek yang mudah diamati. Contoh: kacamata, ballpoint. Term abstrak. Yaitu term yang memiliki objek yang baru dapat dimengerti setelah melalui proses abstraksi.

Contoh: keadilan, kebenaran. Term nihil. Yaitu objek yang tidak memiliki objek referent sama sekali, sebab objek-objek term ini bersifat imajinatif, fiktif, dan sebagainya. Contoh: malaikat, sorga, neraka, peri, dan sebagainya. Selain dari jenis term seperti dikemukakan di atas, perbincangan mengenai term juga dikaitkan dengan suposisi term Suposisi term ialah ketepatan makna yang dimilki oleh sebuah term dalam sebuah proposisi atau pernyataan.

Suposisi term terdiri dari: 1. Suposisi material. Suposisi material ialah penggunaan term dengan makna sebagaimana term itu diucapkan atau ditulis. Suposisi ini semata-mata hanya menerangkan sebuah term sebagai term apa adanya, terlepas dari makna yang terkandung di dalamnya. Contoh: Cinta adalah kata yang tersusun dari lima hurup c-i-n-t-a. Suposisi formal. Suposisi formal ialah penggunaan term sesuai dengan apa yang dimaksudkan atau ditandainya.

Jadi, term, menunjukkan pada bentuk atau forma objek yang dimaksud. Contoh: Manusia adalah animal rational. Ballpoint adalah alat tulis yang ujung runcingnya terbuat dari bolabesi. Suposisi logis. Suposisi logis ialah penggunaan term dalam sebuah konsep dengan maksud untuk menuntun akal budi atau pikiran kita kepada konsep- konsep yang bersifat abstrak dan melulu rasional. Contoh: Kemanusiaan adalahsebuah konsep universal. Hukum adalah sarana penataan hidup sosial.

Suposisi ril. Suposisi ril ialah penggunaan term untuk menyebutkan hal-hal yang di dalam realitasnya benar-benar ada. Contoh: Manusia adalah makhluk mortal. Contoh: Manusia mempunyai mulut. Anjing mempunyai moncong. Suposisi metaforis. Suposisi metaforis ialah penggunaan term dalam konotasi analogis.

Contoh: Ombak di pantai bergulung dan berkejaran. Nyiur melamabai Warna bajunya mencolok mata. Jawablah soal di bawah ini dengan benar!

Apa yang dimaksud dengan pengertian? Apa yang dimaksud dengan isi pengertian? Berikan contohnya! Apa yang dimaksud dengan kata dalam konteks hubungan logika dan bahasa, khususnya dalam hubungan dengan penjelasan pengertian?

Apa yang dimaksud dengan kata univokal itu? Apa yang dimaksud dengan kata ekuivokal itu? Apa yang dimaksud dengan kata analogis itu? Apa yang dimaksud dengan kata abstrak dan kongkrit?

Apa bedanya? Apa yang dimaksud dengan kata kolektif dan individual? Apa yang dimaksud dengan kata sederhana dan jamak? Apa yang dimaksud dengan nilai rasa kata? Apa yang dimaksud dengan kata-kata emosional? Lengkapi kalimat dalam kotak di bawah ini! Bunga 9. Beri anakgaris bawah Kemudian putera Gilarso Terutama sekali sesudah mereka terang-terangan Kepetualangan-kepetualangan itu pada dasar hakikatnya adalah bangkitnya tenaga-tenaga Tenaga reaksioner mencari tenaga reaksioner.

Tenaga kontra revolusioner mencari tenaga Petualang mencari petualang, Tukang barter mencari tukang barter. Bandot smokkel mencari bandot smokkel Banyak orang yang ikut-ikutan saja. Mereka adalah laksana buih-buih yang terbawa berputarair putaran, atau buih-buih yang terbawa hanyut oleh aliran deras Dan ada juga orang-orang yang mengatakan, bahwa perusahaan- 1.

Orang yang mengatakan bahwa aksi Irian Baratnya Soekarnolah sebab dari segala kesulitan, orang- mendiskusikan-memusyawarahkan-mengupas-berdialog.

Peringatan-teguran-wejangan-ancaman-petuah-nasihat-pedoman-aturan- hukum perjuangan, oranmg-orang yang tak mengerti bahwa semua perjuangan-perjuangan besarpetujuk-bimbingan.

Page 18 of 40 Soal dari Poespoprodjo dan EK. Pak Ade pergi ke kampus 2. Seorang dosen ditindak 3. Para pegawai berkeluh kesah 4. Sapi itu binatang 5. Anjing itu menyalak 6.

Ada anjing menyalak 7. Pemudi itu tangkas 8. Pemudi itu halus 9. Mahasiswa itu malas Jawablah: A. Neraka merupakan tempat bagi pelaku perbuatan jahat 2. Banyak orang yang mencari keadilan di negeri ini 3. Buku Dasar-dasar Logika itu dipinjam 4. Kelompok Band Letto sedang naik daun 5. Rumput di halaman rumah tetangga selalu tampak hijau 6. Rumahku adalah sorgaku 7. Tuan dan nyonya Munajat merupakan pasangan ideal 8. Siang malam wajah ibunya selalu terbayang 9.

Cantik atau jelek tetap pacar saya Agen perubahan politik Indonesia ialah mahasiswa Mahasiswa itu ialah mahasiswa berprestasi D. Penggolongan Aturan-aturan penggolongan dan beberapa kesulitannya Apa penggolongan itu? Penggolongan dijelaskan pula sebagai sebuah proses dimana benda-benda individual di kelompok-kelompokkan menurut ciri khasnya yang berlaku umum yang secara bersama-sama membentuk sebuah kelas atau golongan. Penggolongan memiliki tata cara, aturan, atau hukum sebagai berikut: 1.

Penggolongan harus lengkap. Artinya dalam proses penggolongan segala sesuatu yang digolong-golongkan itu harus meliputi semua bagian yang hendak digolongkan sehingga apabila bagian-bagian itu disatukan kembali menjadi sebuah kesatuan yang utuh menyeluruh dan lengkap. Penggolongan harus sungguh-sungguh memisahkan Artinya, bagian yang satu yang kita golongkan, tidak boleh menjadi bagian dari yang lain yang juga digolongkan. Penggolongan tidak boleh tumpang tindih. Penggolongan harus jelas dan tegas.

Contoh: Manusia Pria-Wanita. Penggolongan harus menurut dasar, prinsip, atau garis yang sama Artinya bahwa penggolongan harus konsekwen dan tidak memakai dua atau lebih dasar sekaligus dalam pembagian yang sama. Penggolongan harus cocok untuk tujuan yang hendak dicapai Artinya penggolongan harus menunjukkan tujuan yang dinginkan untuk apa penggolongan itu dilakukan. Contoh: Penggolongan nilai A, B, C, D, dan E, atau Gagal yang diberikan oleh seorang dosen kepada mahasiswa bertujuan membedakan tingkat daya serap materi suatu perkuliahan oleh mahasiswa.

Apa kesulitan-kesulitan dalam proses penggolongan? Terdapat beberapa kesulitan dalam proses penggolongan. Kesulitan itu antara lain: 1. Masalah keseluruhan dan bagian-bagian Dalam proses penggolongan sering kali terjadi kesulitan yang menyangkut hubungan antara keseluruhan dengan bagian-bagiannya terutama apabila menyangkut apa yang benar untuk sebagian belum tentu benar untuk keseluruhan.

Contoh: PNS adalah koruptor. Bagaimana dengan PNS yang tidak korup? Masalah batas-batas golongan Masalah batas-batas golongan di dalam percakapan sehari-hari tidak terlalu mengganggu. Contoh kesulitan tersebut dapat tergambar dalam contoh pertanyaan di bawah ini: Siapakah yang dimaksud dengan urang Sunda itu? Apakah SBY itu seorang nasionalis atau agamis? Contoh: Kawan-lawan, baik-buruk, pandai-bodoh, cantik-jelek, dan lain-lain. Dan seterusnya. Untuk apa penggolongan dilakukan?

Penggolongan penting dilakukan dalam proses pemikiran dan ilmu pengetahuan. Karena untuk mengupas suatu persoalan, kita harus dapat menangkap bagian-bagiannya serta menguraikan unsur-unsurnya Apa manfaat penggolongan? Penggolongan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Defenisi Apakah defenisi itu?

Pembatasan dalam kaitan ini ialah pembatasan terhadap suatu pengertian dengan tepat. Dengan demikian defenisi merupakan perumusan yang singkat, padat, jelas, dan tepat sehingga jelas dapat dimengerti dan dibedakan dari 30 Ibid. Dalam kaitan ini definisi yang baik harus 1 merumuskan dengan jelas, lengkap, dan singkat semua unsur pokok isi pngertian tertentu itu, 2 Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu tidak lebih dan tidak kurang , 3 sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua hal yang lain Bagaimanakah cara menyusun defenisi itu?

Defenisi dapat disusun dengan cara mengenali terlebih dahulu varian defenisi. Varian itu ialah 1. Defenisi Nominal, 2. Defenisi Ril. Apakah yang dimaksud dengan definisi nominal itu? Defenisi nominal disebut juga sebagai defenisi menurut kata atau nama.

Artinya defenisi yang semata-mata menjelaskan term sebagaimana disebutkan apa adanya, tanpa melihat objek atau benda yang dikenai term tersebut.

Defenisi nominal biasanya dipergunakan pada saat mengawali sebuah diskusi dengan maksud untuk membentuk kesepakatan terminologis di antara pembicara Untuk menyusun defenisi ini dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut: a.

Apakah yang dimaksud dengan definisi ril itu? Defenisi ril menerangkan apa sebenarnya sesuatu itu dengan menunjukkan realitas atau hakikat sesuatu itu bukan namanya saja. Berdasarkan hal ini maka terdapat beberapa cara menyusunnya, yaitu: 32 Poespoprodjo dan EK. Defenisi ini disebut juga defenisi logis atau defenisi esensial. Definisi terdiri dari dua bagian. Bagian kedua menunjukkan sifat khas atau hakiki yang terdapat hanya pada barang itu saja, jadi menyatakan dalam hal apa barang itu justru berbeda dari barang-barang lain.

Contoh: Kuda itu apa? Apakah sesuatu yang dapat dimakan? Kuda adalah sejenis binatang yang Defenisi ini disebut defenisi deskriptif. Cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak kurang sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak lekas marah, tidak menaruh prasangka buruk, tidak bersuka cita atas keadilan, tetapi suka pada kebenaran. Cinta kasih menutup segalanya, mempercayai segalanya dengan sabar. Cinta kasih tidak berkesudahan.

Defenisi ini disebut juga sebagai defenisi causa efficiens dan causa finalis. Contoh: Lukisan adalah sebuah gambar yang diciptakan oleh seorang seniman lukis causa efficiens. Pesawat telepon adalah alat elektronik yang dipergunakan sebagai sarana untuk berbicara jarak jauh causa finalis. Contoh: Logika adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk berpikir lurus. Defenisi ini disebut juga defenisi ostensife, defenisi demonstratife, atau definisi dengan contoh.

Contoh: Apa arti ballpoint? Jawaban diberikan dengan contoh yang dimaksud. Hal hukum atau aturan apa sajakah yang harus diperhatikan dalam menyusun denisi? Dalam menyusun sebuah defenisi harus diperhatikan hukum atau aturan sebagai berikut 1. Defeniendum yang didefinisikan tidak boleh masuk dalam definiens uraian defenisi. Contoh: Alat tulis defeniendum adalah alat definiens untuk menulis.

Defenisi harus ekulivalen dengan defeniendum. Artinya, penjabran keterangan tidak boleh luas atau boleh sempit daripada yang didefinisikan. Dengan kata lain, posisi defeniens dan defeniendum harus dapat dibolak-balik.

Membantu kita untuk memahami benda atau objek. Definisi dapat diartikan sebagai penjelasan apa yang dimaksudkan dengan sesuatu term, atau dengan kata lain definisi adalah sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.

Macam-Macam Definisi. Definisi Nominalis menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum dimengerti. Definisi Realis. Definisi Realis adalah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term. Trbagi atas 2 macam :. Dibedakan menjadi :. Definisi analitis. Definisi konotatif. Dibedakan antara :. Definisi aksidental. Definisi kausal. Definisi Praktis. Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuannya yang sederhana.

Dibagi menjadi 3 macam :. Definisi opersional. Definisi persuasif. Definisi fungsional. Syarat-Syarat Definisi.

Sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan. Sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti dengan hal yang didefinisikan.

Sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat term yang didefinisikan. Sebuah definisi sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang positif. Sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang kabur atau bahasa kiasan. Logika atau berfikir sebagai proses bekerjanya akal merupakam ciri hakiki dari manusia.

Hal ini tidak dapat diketahui oleh manusia jika tidak diungkapkan dalam bentuk bahasa. Baha disini merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Fungsi Bahasa. Fungsi ekspresif atau emotif tampak pada pencurahan rasa takut serta takjub yang dilakukan pada pemujaan-pemujaan,demikian juga pencurahan seni suara maupun seni sastra.

Fungsi efektif atau praktis tampak jelas untuk menimbulkan efek psikologis terhadap orang lain dan sebgai akibatnya memengaruhi tindakan mereka terhadap kegiatan atau sikap tertentu yang diinginkan. Fungsi simbolis dipandang dalam arti luas,meliputi fungsi logis serta komunikatif, karena arti dinyatakan dala simbol-simbol bukan untuk menyatakan fakta saja, tetapi juga untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

Bahasa dalam Logika. Pemikiran manusia dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa,meskipun tidak semua yang dipikirkan manusia dapat diungkapkan dengan tuntas. Kalimat berita atau deklaratif dalam logika dinamakan pernyataan.

Penilaian benar atau salah dalam logika didasarkan atas pertimbangan akal. Pernyataan dalam logika di tinjau dari bentuk hubungan makna yang dikandungnya maka pernyataan disamakan dengan proposisi walaupun ada sedikit perbedaan namun pada umumnya sama.

Proposisi pernyataan berdasarkan bentuk isinya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu proposisi tunggal,proposisi katrgoris,dan proposisi majemuk. Prinsip — Prinsip Penalaran. Prinsip identitas. Prinsip kontradiksi. Prinsip eksklusi tertii. Prinsip cukup alasan. Bagian Kedua. BAB 3. Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Penalaran terdiri atas penalaran langsung dan tidak langsung. Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah.

Unsur- unsur dalam proposisi kategoris sebagai berikut :. Term sebagai subjek, hal yang diterangkan S. Term sebagai predikat,hal yang menerangkan P. Kopula, hal yang mengunkapkan adanya hubungan antara subjek dan predikat,dapat mengiyakan atau mengingkari ,yang menunjukkan kualitas pernyataan. Kuantor, pembilang yang menunjukkan lingkungan yang dimaksudkan oleh subjek,. Dalam proposisi kategoris, jenis proposisi kategoris kuantitas dan kualitas kemudian digabungkan. Dan menghasilkan 4 proposisi katergoris, yaitu :.

Proposisi Universal Afirmatif. Proposisi Universal Negatif. Proposisi Partikular Afirmatif. Proposisi Partikular Negatif. Penalaran Perlawanan atau Oposisi adalah sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama,tetapi bisa berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan kesahihan sebuah proposisi.

Penalaran oposisi ada 4 macam, yakni Kontraris,Kontradiksi,Subkontraris,dan Subalternasi. Hukum Penalaran Oposisi. Perlawanan kontradiksi A-O dan I-E. Perlawanan Kontrasisi A-E. Perlawanan Subkontraris I-O. Penalarn Eduksi. Penalaran eduksi merupakan bentuk penalaran langsungdari suatu proposisi ke proposisi lain dengan pengolahan term yang sama. Edukasi dapat dibagi menjadi 3, yaitu konversi,inversi,dan kontraposisi.

Jika dianalisis subjek dan predikat,ada 7 proposisi kategoris sebagai berikut :. Proposisi Universal Afirmatif Ekuivalen. Proposisi Universal Afirmatif Implikasi. Proposisi Universal Negatif Eksklusif. Proposisi Partikular Afirmatif Inklisif. Proposisi Partikular.

Proposisi Partikular negative Inklusif. Proposisi Partikular Negarif Implikasi. Penalaran Eduksi terbagia atas 3 ,yakni :. Konversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat tanpa mengubah makna. Inversiadalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menegasikan mengingkari subjek dan predikat ada proposisi.

Kontraposisi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat serta menegasikannya. BAB 4. Penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih sebagai premis kemudian disimpulkan. Penalaran tidak langsung ada tiga,yakni induksi,deduksi,dan penyimpulan kausal. Aristoteles mendefinisikan induksi,yaitu proses peningkatan dari hal-hal yang bersifat individu kepada yang bersifat universal.

Di sini premisnya berupa proposisi-proposisi singular,sedangkan kesimpulannya sebuah proposisi universal yang berlaku secara umum. Maka induksi dalam bentukan ini disebut generalisasi. Premis-premis dari induksi adalah proposisi empiris yang langsung kembali kepada suatu observasi indra atau proposisi dasar.

Proposisi dasar menunjuk kepada fakta. Kesimpulan penalaran induksi itu lebih luas daripada ada yang dinyatakan di dalam premis-premisnya. Kesimpulan induksi itu memiliki kredibilitas rasional. Kredibilitas rasional disebut probabilitas. Penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum dan premis-premis yang berupa proposisi empiris itu disebut generalisasi.

Generalisasi menurut Soekadijo harus memenuhi 3 syarat sebagai berikut :. Generalisasi harus tidak terbatas secara numeric. Generalisasi harus tiak terbatas secara spasio-temporal,artinya tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu.

Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian. Dalam induksi, tidak ada kesimpulan yang mempunyai nilai kebenaran yang pasti. Yang ada hanya kesimpulan dengan probabilitas terendah atau tinggi. Soekadijo berpendapat factor-faktor probabilitas yaitu :. Makin beasar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induksi,makin tinggi probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya. Makin besar jumlah faktor analogi di dalam premis, makin rendah probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya.

Makin besar jumlah faktor disanaloginya di dalam premis, makin tinggi probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya. Semakin luas kesimpulannya semakin rendah probabilitasnya dan sebaliknya. Deduksi adalah mengambil suatu kesimpulan yang hakikatnya sudah tercakup di dalam suatu proposisi atau lebih. Dalam deduktif, hasil usaha itu berupa ketentuan mengenai deduksi yang shahih, yaitu bentuk deduksi, yang kalau premisnya benar, kesimpulannya tentu juga benar. Penyimpulan kausal banyak digunakan, baik dalam perenungan filsafati maupun dalam penelitian ilmiah, yaitu penarikan kesinpulan yang didasarkan atas hubungan sebab akibat.

Metode kausal dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :. Metode persesuaian disebut jugametode persamaan. Ciri merupakan ciri pelengkap, sifatnya yang melekat pada esensi objek.

Menurut Sidi Gazalba32 bahwa yang merupakan ciri aksedensi adalah: Sifat gagah; lemah; kuat; merah dan pahit ; Jumlah satu; dua banyak ; Hubungan hubungan waktu; hubungan milik; hubungan tempat; dan hubungan keluarga ; Aksi berjalan; menari ; Pasivitas segala sesuatu yanag dapat menjadikan subtansi mengalami perubahan keadaan, seperti juara, kalah, gagal, dengan melihat stuktur kalimat ; Isi besar; kecil ; Waktu pagi; sore; petang; siang ; Situasi keadaan yang melibatkan subtansi.

Menuju ke Arah Pemikiran Filsafat, Ibid: Sistematika Filsafat. Kanisiu: Yogyakarta, , Hlm: Kedua macam ciri ini bisa saling tukar menukar nama, bergantung pada perubahan posisi benda.

Umpamanya tangan bagi seorang intelektual adalah merupakan ciri eksidental, tetapi bagi petinju tangan merupakan ciri esensial. Dari perumpamaan ini sebuah konsep adalah suatu pengertian tentang objek tertentu.

Dapat dikatakan bahwa konsep itu adalah suatu perwakilan universal dari sejumlah objek yang memiliki unsur-unsur esensial yang mirip dicirikan dengan kualitas primer dan sekunder. Jadi konsep atau pengertian adalah menunjukan pada sebuah objek, dengan demikian objek-objek yang ditunjukan oleh konsep adalah anggota dari konsep itu.

Ciri esensial, dapat juga dikatakan sebagai ciri komprehensi atau yang lebih ilmiah dengan istilah konotasi intensi 33adalah ciri yang menunjukan kepada kualitas, karakteristik, dan keseluruhan arti yang tercakup dalam satu term. Menurut beberapa ahli logika cara membentuk pengertian ialah dengan mengenali ciri esensi objek dan membuang ciri aksedensinya. Karena kita harus membuang ciri aksendensi, maka ketahuilah ciri Konsep atau pengertian dari sudut sumbernya dikelompokan oleh Langveled34 menjadi dua macam: 33 Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika, Op cit: Menuju ke Arah Pemikiran Filsafat, Op cit: : Konsep pengertian a priori: adalah merupakan pengertian yang sudah ada pada budi sebelum pengalaman.

Jenis pengalaman ini merupakan bawaan sejak lahir. Kemampuan ini adalah sudah ada sejak lahir, sebagai kemampuan modal pokok. Kedudukan kemampuan ini adalah sebagai teori, konsep ini berlaku umum 2. Konsep pengertian a posteriori: pengertian yang baru ada pada akal budi setelah pengalaman. Jenis pengertian ini merupakan hasil pengamatan terhadap sesuatu.

Kedudukannya sebagai praktek, konsep ini berlaku khusus. Kedua konsep diatas tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sebab teori dan praktek berpadu dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. Pada intinya teori tanpa praktek tidaklah berisi, sedangkan praktek tanpa teori tidaklah berarti. Kedua lingkaran pengertian, adalah jumlah hal di mana isi berlaku sepenuh baginya.

Jika isi pengertian meluas, maka lingkaran pengertiannya pun menyempit, demikian pula sebaliknya. Perhatikanlah bagan di bawah ini: Isi pengertian Lingkaran pengertian Alas duduk; kaki Kursi depot; kursi makan; kursi tamu; kursi kuliah Alas duduk; kaki; Kursi kulih sandaran; lengan; Selain kedua pengelompokan pengertian atau konsep di atas, Langveled pun mengelompokan pengertian kedalam isinya jumlah ciri.

Menurut kelompok ini pengertian ada dua macam, pengertian berciri tunggal ada, abadi, tuhan. Dan pengertian berciri ganda alam, tumbuhan, manusia. Sementara dari segi lingkaran jumlah benda , pengertian atau konsep terdiri dari empat macam: pengertian universal semua , pengertian partikular sebagian , pengertian singular tunggal , dan pengertian kommon wakil.

Pada kegiatan akal budi tingkat ini, secara langsung manusia melihat; mempersepsi; menangkap atau mengerti sesuatu objek tertentu. Selanjutnya mengumpulkannya menjadi defenisi, proses inilah yang dinamakan memindahkan ke dalam kalimat, atau menuliskan dan mengucapkannya.

Rumusan defensi itu harus benar- benar mewakili menggambarkan pengertian objek yang ada di dalam jiwa kita. Maka dengan demikian, kita tidak hanya meniru atau menggunakan pengertian konsep menurut pendapat para ahli, akan tetapi kita juga bisa membuat pengertian konsep dengan cara membuat defenisi. Dengan kata lain, defenisi atau batasan sebagai perpindahan dari konsep adalah merupakan ciri berpikir dan menulis logis.

Secara umum defenisi dapat dibedakan menjadi dua macam: 1. Defenisi Nominal literer; etimologi : defenisi ini bukan arti defenisi yang sesungguhnya, ia sangat berlainan dalam arti kata yang dimaksudkan.

Karena itu kita harus bisa menghindari defenisi nominal dalam karya-karya ilmiah. Defenisi ini bisa dicari dalam kamus. Defenisi real: adalah defenisi yang memberikan penjelasan tentang konsep yang kita maksudkan dengan cara menyebutkan unsur-unsur pokok atau ciri-ciri utama dalam konsep tersebut Dari kedua defenis di atas, defenisi real-lah yang memiliki cabangnya.

Ia dapat berupa defenisi hakiki adalah defenisi yang dirumuskan untuk menyebut genus proximum kelas terdekat dan pembedaan spesifik. Misalnya Gajah adalah mamalia Merupakan genus proximum yang berbelai atau memiliki gading pembedaan spesifik. Terakhir adalah defenisi tujuan, defenisi yang dibuat untuk menyebutkan tujuan, maksud atau manfaat dari sebuah pengertian.

Untuk menghindari hal itu, setidaknya ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam membuat defenisi: 1. Ciri esensi yang disebut tidak boleh berlebihan dan atau tidak boleh kurang 2.

Tidak memakai kata yang berulang-ulang 3. Tidak memakai perkataan yang terlalu umum 4. Tidak memakai kata negatif Hasbullah Bakry.

Defenisi dapat dibolak-balik antara konsep dan rumusannya, jika setelah dibolak-balik tidak ditemukan konsep lain, maka defenis tersebut sudah tepat 2. Defenisi tidak menyebutkan konsep dalam rumusan, Contoh rumah sakit adalah tempat merawat orang sakit 4. Defenisi tidak menggunakan kata kiasan, atau kata-kata yang tidak mengandung artin ganda atau bias 36 Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat, Ibid: Manusia dalam memberikan pengertian atau konsep itu tidak hanya satu, melainkan beragam konsep yang ditunjukan kepada objek yang dihadapinya.

Kemudian dari berbagai pengertian itu, terbentuklah rangkaian konsep dari A sampai Z, inilah yang disebut dengan proposisi, sebagai betuk pemikiran tingkat ke-II dari manusia. Dalam setiap proposisi itu mengandung benar-salah, proposisi disebut dengan fakta, yaitu observasi yang dapat diverifikasi atau diuji kecocokannya secara empirik, dengan menggunakan indera an empirically verifiable observation.

Dilihat dari sudut isi subtansi , pada hakikatnya proposisi adalah pendirian atau pendapat tentang sesuatu hal, yakni pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal. Terhadap proposisi dapat dikenakan penilaian benar atau salah, karena pendirian seseorang tentang hubungan antara dua hal itu dalam kenyataan dapat benar juga dapat salah.

The Age of Analsisis. New York:: Macmilan, , Hlm: Dalam logika sebagai ilmu berpikir, dikenal dua macam proposisi, menurut sumbernya, sebagaimana yang dikemukkan oleh Imanel kant yakni proposisi analitik dan proposisi sintetik. Penalaran reasoning; redenering Kegiatan berpikir I dan II di atas dapat berwujud proses dalam akal budi yang berupa gerakan dari satu pikiran ke pikiran yang lain. Pikiran di sini adalah suatu unsur dalam proses rokhani proses berpikir yang memerlukan sebuah kalimat lengkap untuk dapat menyatakan secara penuh utuh dan bermakna.

Jadi, dipandang darti sudut bentuknya, proses berpikir itu rangkaian pernyataan yang terseusun tertata dengan cara-cara tertentu. Kegiatan akal budi inilah, yang menghubungkan satu pikiran dengan pikiran lain untuk menarik sebuah kesimpulan disebut dengan penalaran reasoning; redenering , inilah bentuk pemikiran manusia ke III.

Menurut R. G Soekadijo38 dalam penalaran proposisi-proposisi atau pernyataan yang menjadi dasar 38 R. G Soekadijo, Logika Tradisional, op cit: 6. Di antara premis dan konklusi ada hubungan tertentu, hubungan itu disebut dengan konsekuensi. Jadi penalaran adalah kegiatan atau proses yang mempersatukan anteseden dan konsekuen.

Keseluruhan proposisi-proposisi asnteseden dan konsekuen itu dinamakan argumentasi atau argumen. Istilah penalaran menunjukan kepada akal budinya, sedangkan istilah argumen menunjukan kepada hasil atau kegiatan penalaran. Penalaran dapat menghasilkan sebuah pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir atau bahkkan dengan perasaan. Dalam hal ini, budi atau perasaan memikirkan hal yang sudah ada untuk mendapatkan pengetahuan lain yang sebelunya tidak ada.

Maka dengan demikian, penalaran adalah sebuah aktivitas berpikir yang penting artinya untuk kepentingan perkembangan pengetahuan. Berpikir sendiri dalam hal ini berarti kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Proses penarikan kesimpulan dari peranyataan- pernyataan 2. Penerapan logika dan atau pola pemikiran abstrak dalam memecahkan masalah atau tindakan perencanaan 3. Kemampuan untuk mengetahui beberapa hal tanpa bantuan langsung persepsi inderawi atau pengalaman langsung 39 Jacques Maritain.

Op cit: Filsafat Ilmu. Kamus Filsafat, PT. Secara teoritis, satu-satunya mahluk yang memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran adalah manusia. Maka oleh karena itu, kegiatan penalaran ini hanya dapat dikaitkan dengan kegitan berpikir dan bukan dengan kegiatan perasaan yang juga berlaku bagi manusia.

Pertama pemahaman berada dalam tahap pemahaman sebuah proposisi atau sejumlah proposisi dan hubungan diantara proposisi-proposisi tersebut. Tahap kedua adalah tahap tindakan akal budi yang memunculkan sebuah proposisi yanga disebut dengan kesimpulan. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir secara logis dan analitis, maka kegiatan yang kita lakukan itu harus diisi dengan materi pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran Apabila materi untuk kegiatan penalaran bersumber pada rasio atau fakta, maka kemudian dikenal dengan istilah rasionalisme.

Sedangkan apabila fakta-afakta itu bersumber dari pengalaman manusia, maka paham ini disebut dengan emperisme. Perlunya ada pembedaan antara cara-cara berpikir logis, analitis dengan berpikir biasa, sebab tidak semua kegiatan berpikir bersifat logis dan 42 Jujun S. Sinar Harapan: Jakarta, , Hlm: Selain perasan misalnya intuisi, kedua bentuk berpikir ini adalah non analitis yang tidak mendasarkan diri pada pola berpikir tertentu.

Logika sebagai cabang filsafat yang mempelajari kegiatan berpikir manusia, jadi objek studinya adalah kegiatan berpikir, tetapi bukan menunjuk kepada proses pikirnya. Mempelajari asas-asas, kaida-kaidah, norma- norma hukum berpikir yang harus di taati agar kita dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran 2.

Mempelajari proses-proses yang memungkinkan ditimbangnya pengetahuan yang benar dan cara 43 Burhanudin Salam, Logika Material, Op cit: 2. Objek material logika adalah kegiatan berpikir, yang dipelajari juga oleh epistemologi, Psikologi, dan Antropologi.

Dari objek formal dan material dari logika, maka logika membagi dirinya menjadi dua bagian, yakni logika formal dan logika materil. Pada logika formal atau formil, manusia diarahkan pada pekerjaan hukum-hukum pikir, atau pekerjaan akal budi manusia yang terdiri dari pengertian; putusan; dan pemikiran.

Logika materil inilah yang menjadi sumber timbulnya Filsafat mengenal Kennisleer dan filsafat ilmu pengetahuan Wetens chapsleer-Philosophy of Science. Pada logika materil, dipelajari hal-hal: 1. Sumber-sumber dan asal dari ilmu pengetahuan 2. Alat-alat ilmu pengetahuan 3. Proses terjadinya pengetahuan 44 M.

Sommers, Logika, OP cit: Kemungkinan-kemungkinan dan btas-batas relativitas pengetahuan 5. Kebenaran dan kekeliruan 6. Metode ilmu pengetahuan Perhatikanlah bagan di bawah ini: Objek Logika Material Formal Sudut Kegiatan berpikir Bentuk dari kegiatan pandang berpikir pola pemikiran Bentuk Logika Logika materil Logika Formal Pekerjaan Menganalisis Hanya menyusun hukum-hukum pikir kegiatan akal budi pada logika formal manusia: Pembnetukan pengertian; Keputusan proposisi dan pemikiran penyimpulan Karena objek logika adalah kegiatan berpikir, maka yang menjadi landasan berpikirnya hukum pikirnya adalah 1.

Tiap-tiap hal itu sama identik dengan dirinya sendiri. Tiap-tiap hal hanya sama dengan dirinya sendiri 3. Pengakuan dan pengingkaran dalam suatu pendapat tak mungkin keduanya benar 4. Pengakuan dan pengingkaran tak mungkin keda-duanya tidak benar 5.

Hukum pikir II disebut dengan prinsip keindividuan principium Individuationis. Hukum yang disebut priniple of Contradiction; Principium Contradictionis, dan Principle of Excluded Middle Principium Exclusi Tertii, ini memang terutama hukum berpikir, tetapi hukum yang sungguh-sungguh mengikuti hukum realitas adalah hukum principium Individuationis dan principium indentitas. Arief Sidharta46 seorang guru besar ilmu hukum, yang mengkhusukan pengkajiannya terhadap Filsafat dan Logika hukum, ia menambahkan hukum berpikir logika, bahwa menurutnya hukum berpikir II dan hukum berpikir I dari Poedjawijatna tersebut di atas, adalah sama, dan untuk menggantikanya ada hukum bahwa setiap kesimpulan tidak boleh melampui daya jangkaunya dari premis-premis atau pembukian silogismenya, dengan istilah Do not go beyond the evidence.

Bentuk hukum berpikir tersebut, hanya akan berlangsung melalui kata; kalimat dan bahasa. Kenapa bahasa menjadi penting dalam penggunaan hukum pikir, sebab bahasa berfungsi untuk menyatakan perasaan, ucapan yang bersifat ekspresif ini tidak dapat dikualifikasikan salah atau benar, maka fungsi bahasa dalam hal ini adalah berfungsi ekspresif47 Kaitannya dengan hal ini, fungsi ekspresif dapat berbentuk pernyataan eksklamatoris, humor ataupun cetusan-cetusan sebagaimana terdapat dalam puisi.

Fungsi kedua adalah fungsi informatif, yakni fungsi untuk menyampaikan informasi. Refika Aditama: Bandung, , Hlm: Copi, Intodoction To Logioc, Op cit: Logika mempelajari hubungan antar pernyataan- pernyataan yang berupa kalimat-kalimat atau rumus-rumus, sehingga kita dapat menentukan apakah suatu pernyataan bernilai benar. Artinya logika tidak membantu kita untuk menentukan apakah suatu pernyataan-pernyataan itu benar, tetapi jika pernyataan- pernyataan tersebut benar maka kesimpulan yang kita ambil benar.

Pernyataan-pernyataan, baik kalimat berita ataupun persamaan yang tidak mengandung peubah yang terdapat pada logika disebut proposisi. Suatu proposisi hanya mempunyai satu nilai kebenaran, yaitu salah atau benar; tidak keduanya. Perlu diingat bahwa proposisi bukan kalimat tanya atau perintah. Lihat dalam E. Sumaryono menjelaskna bahwa Semua propoisisi dapat disebut dengan kalim,at, namun tidak semua kalimat dapat disebut dengan proposisi. Jika sebuah kalimat menyatakan pengakuan atau pengingkaran tentang sesuatu hal, maka kalimat itu disebut dengan proposisi.

Namun sebuah kalimat, tidak selalu menyatakan pengingkiaran atau pengakuan tentang sesuatu. Kota Palembang adalah ibukota Propinsi Sumatera Selatan.

Indonesia adalah negara terkecil di kawasan Asean. Pernyataan a adalah kalimat berita dan mengandung satu nilai kebenaran yaitu benar, sehingga kalimat a adalah proposisi. Pernyataan b adalah operasi aljabar terhadap bilangan yang dapat dimasukkan kedalam kelompok kalimat berita, dan mengandung satu nilai kebenaran, yaitu benar. Jadi pernyaatan b adalah proposisi. Pernyataan c juga termasuk kedalam proposisi karena merupakan kalimat berita dan mengandung satu nilai kebenaran yaitu salah.

Pernyataan a adalah persamaan dapat dikelompokkan kedalam kalimat berita tetapi dapat mengandung dua nilai kebenaran yaitu salah atau benar, tergantung dari nilai peubah-peubahnya. Jadi pernyataan a bukan proposisi. Pernyataan b juga bukan proposisi karena nama Ali dan Badu lebih dari satu, sehingga kita tidak dapat menentukan apakah Ali yang lebih kaya dari Badu atau sebaliknya. Sedangkan c bukan kalimat pernyataan tapi pertanyaan , sehingga bukan proposisi. Lihat dalam: dalam E.

Sumaryono, Dasar-Dasar Logika, Ibid: Jika kita ingin menyatakan suatu proposisi p sebagai : Tiga belas adalah bilangan ganjil, maka dapat ditulis sebagai berikut : a p : Tiga belas adalah bilangan ganjil. Simbol-simbol seperti P dan Q menunjukkan proposisi. Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan dengan menggunakan operator logika: Berikut akan dijelaskan apa sajana lingkup dari operator logika tersebut; a.

Tabel 3. Hasil yang diperoleh akan bernilai benar jika kedua proposisi bernilai benar, dan akan bernilai salah jika salah satu dari kedua proposisi bernilai salah.

Hasil yang diperoleh akan bernilai benar jika salah satu dari kedua proposisi bernilai benar, dan akan bernilai salah jika kedua proposisi bernilai salah. Implikasi : if-then ; Implikasi: Jika P maka Q akan menghasilkan nilai salah jika P benar dan Q salah, selain itu akan selalu bernilai benar.

Berkaitan dengan sifat proposisi yang merupakan sebuah pernyataan maka proposisi senantiasa selalu dapat diberi nilai apakah Benar B atau Salah S. Proposisi dibedakan dengan kalimat. Secara subjektif, yang dinamakan dengan keputusan adalah suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Lorens Bagus, Loc. Diterangkan Lorens Bagus bahwa kalimat yang berbeda bisa menghasilkan proposisi pernyataan yang sama.

Sebaliknya satu kalimat bisa berarti dua proposisi. Proposisi itu menjadi benar ketika diterapkan pada Andi. Tetapi pada kalimat yang sama tersebut di atas menjadi sebuah proposisi yang salah ketika diterapkan pada Edward, seorang berkebangsaan Belanda yang sesungguhnya rambutnya pirang. Proposisi merupakan bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian yang biasanya berupa rangkaian konsep atau penertian. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term—term itu.

Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Proposisi mempunyai tiga bagian, yakni subjek S , predikat P dan kopula K 52 yaitu tanda yang menyatakan hubungan antara subjek dan objek. Proposisi selalu memiliki 3 tiga komponen pokok, yaitu: 1. Ts Term Subjek 53 2. K Kopula selalu berada ditengah Diantara Ts dan Tp 2. Ts selalu berada disebelah kiri Kopula 3.

Untuk simbol Universal U bahasa sering menggunakan kata seperti: semua, segala, setiap, tiap-tiap, tidak satupun, barang siapa, dan seterusnya. Adapun sebuah proposisi disebut proposisi kategoris jika apa yang menjadi term predikat diakui atau diingkari secara mutlak tanpa syarat tentang apa yang menjadi term subjek. Sementara itu sebuah proposisi kategoris hanya dapat disebut standar jika proposisi kategoris tersebut memenuhi dua syarat: pertama, ketiga unsurnya term subjek, term predikat, dan kopula dinyatakan secara eksplisit dan kedua, term subjek dan term predikat sama-sama berstruktur kata benda.

Oleh karena itu "Lydia cantik" bukanlah sebuah proposisi kategoris standar; tegasnya, sebuah proposisi kategoris non-standar karena disamping kopulanya tidak dinyatakan secara eksplisit, juga term subjek dan term predikat dari proposisi tersebut berbeda strukturnya: Lydia term subjek berstruktur kata benda, sedangkan cantik term predikat berstruktur kata sifat. Jika proposisi kategoris ini dijadikan standar, maka bentuknya harus menjadi :"Lydia adalah wanita yang cantik".

Dengan demikian proposisi kategoris standar atau non-standar ini, dalam bahasa, selalu berbentuk kalimat berita sehingga mudah dimengerti mengapa setiap proposisi kategoris selalu berupa kalimat, tetapi tidak setiap kalimat disebut proposisi. Dalam logika sebuah kalimat hanya dapat disebut proposisi bila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: a. Mengandung term subjek dan term predikat yang dihubungkan dalam sebuah pernyataan; b. Mengandung sifat pengakuan atau pengingkaran; c.

Jika sebuah kalimat sudah memenuhi ciri pertama, maka secara otomatis juga akan memenuhi kedua ciri berikutnya. Jadi, sebuah proposisi, bagaimanapun sederhananya, harus memiliki dua unsur pokok, yakni term subjek dan term predikat. Perlu diperhatikan bahwa dalam logika tidak pernah dikenal adanya objek, keterangan subjek, keterangan predikat atau keterangan-keterangan lainnya sebagaimana lazimnya ditemukan dalam bahasa Dengan berpegang pada kaidah-kaidah tersebut, maka jenis kalimat non-berita, seperti kalimat seru, kalimat perintah, dan kalimat tanya, tidak dapat disebut proposisi.

Kita angkat beberapa contoh: a. Mengapa bencana ini hanya terjadi pada keluarga saya? Di bawah ini diangkat beberapa contoh: a.

Di sini menerima jahitan pakaian pria dan wanita; b. Dari pihak keluarga korban mengharapkan agar kepolisian segera mengungkap kasus pembunuhan ini; c. Untuk tiga orang pemenang masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp Dengan dinaikkannya tunjangan transport diharapkan akan meningkatkan semangat kerja para karyawan. Di samping itu, dalam logika, masih ada jenis proposisi lain di mana term predikat diakui atau diingkari tentang term subjek dengan suatu syarat tidak secara mutlak.

Jenis proposisi ini disebut proposisi hipotetis dan tidak dibahas di sini. Yang dibicarakan dalam buku ajar ini hanyalah proposisi kategoris. Klasifikasi Proposisi Kategoris. Sumaryono, Jan Hendrik Rapar dan ahli logika lainnya. Kuantitas proposisi61 Dalam setiap proposisi, bahwa setiap Ts term Subjek maupun Tp Term Predikat selalu memiliki kuantitas.

Tadi dikatakan bahwa Ts maupun Tp selalu memiliki kuantitas. Walaupun dinyatakan selalu memiliki kuantitas, namun harus disadari bahwa kuantitas tersebut tidak selalu muncul atau tampak.

Setiap proposisi kategoris sudah pasti mengandung tiga buah unsure S, P, K. Lihat dalam: E. Kuantitas dan kualitas proposisi merupakan hal yang sangta penting diperhatikan dalam proses penalaran. Maka jenis itu disebut afirmatif. Kedua; Adalah yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara subjek S dengan predikat P dalam proposisi yang bersangkutan, maka jenis itu disebut dengan Negatif.

Yang membedakanya ke dalam: Umum, partikulir, singular dan yang tak tentu. Lihat M Sommers, Logika, Op cir: Jelas tidak tentu, manusi mana,. Jadi dalam hal ini manusia S tidak tertentu. Proposisi yang tidak tentu dianggap sebagai Proposisi Universal, kalau proposisi itu sama nilainya dengan proposisi yang mutlak atau dengan proposisi yang tidak mungkin.

Propisisi tidak tentu, dapat juga disebut sebagai proposisi partikulir, kalau proposisi itu sama nilainya dengan proposisi yang tidak mutlkan. Walaupun tidak muncul namun bukan berarti tidak ada. Apabila Ts umumnya kuantitasnya muncul walau kadang juga tidak muncul , tidak demikian dengan kuantitas Tp.

Sudah dapat dipastikan bahwa kuantitas Tp tidak akan muncul. Istilah muncul untuk menunjukkan bahwa kuantitas tersebut dinyatakan atau tertulis. Dengan demikian dalam logika kaidah ini sangat dipegang ketat.

Karena luas suatu pengertian dapat berupa singular, partikular, dan universal, maka proposisi kategoris, berdasarkan kuantitasnya, dapat dibedakan atas proposisi singular, proposisi partikular, dan proposisi universal.

Proposisi singular adalah proposisi yang luas term subjeknya singular. Artinya pengertian term subjek TS itu menunjuk hanya pada satu hal, benda, atau individu tertentu. Proposisi partikular adalah proposisi yang luas term subjeknya TS partikular. Artinya pengertian term subjek itu tidak menunjuk pada keseluruhan luasnya, melainkan hanya sebagian atau paling kurang satu, namun yang satu itu tidak tentu yang mana.

Proposisi universal adalah proposisi yang luas term subjeknya TS universal. Artinya pengertian term subjek TS itu meliputi semua hal, benda, atau individu, yang terdapat di dalamnya tanpa kecuali. Misalnya: "Semua manusia dapat mati". Kualitas Proposisi. Ciri khas sebuah proposisi kategoris adalah bahwa di 63 Particular proposition, Merupakan proposisi kategorik yang menggunakan pembilang quantifier yang sifatnya khusus, baik untuk proposisi particular afirmatif maupun negative, kata penghubung yang digunakan adalah beberapa dan sebagian 64 Jan Hendrik Rapar, mengatakan bahwa Proposisi Universal universal proposition , adalah proposisi kategorik yang menggunakan pembilang quantifier , yang bersifat universal.

Itu berarti kualitas sebuah proposisi kategoris ditentukan oleh bentuk kopula yang digunakan. Atas dasar itu, menurut kualitasnya, proposisi kategoris dapat dibedakan atas dua macam, yakni: proposisi afirmatif dan proposisi negatif.

Proposisi afirmatif66 Suatu proposisi dikatakan afirmatif apabila apa yang menjadi term predikat TP diakui tentang apa yang menjadi term subjek TS. Proposisi "Gumintir adalah pedagang buah apel", misalnya, berkualitas afirmatif, karena "pedagang buah apel" term predikat dalam proposisi tersebut diakui tentang "Gumintir" term subjek. Proposisi negatif Suatu proposisi dikatakan negatif apabila apa yang menjadi term predikat TP diingkari tentang apa yang menjadi term subjek TS.

Proposisi "Layang Seto bukan peragawati", misalnya, berkualitas negatif, karena "peragawati" term predikat dalam proposisi tersebut diingkari tentang "Laya Seto" term subjek. Pengklasifikasian proposisi kategoris menurut kuantitas dan kualitas secara teoritis akan menghasilkan enam macam proposisi, yakni: a.

Proposisi universal afirmatif b. Proposisi partikular afirmatif c. Proposisi singular afirmatif d. Proposisi universal negatif e. Proposisi partikular negatif, dan f. Proposisi singular negatif 65 B. Arief Sidharta, Pengantar Logika, Op cit: Dalam proposisi singular afirmatif "Kian Santang gemar bermain di pantai", sesungguhnya "gemar bermain di pantai" diakui tentang seluruh bukan sebagian term subjek proposisi yang bersangkutan, yang kebetulan adalah satu individu dan tertentu.

Demikian pula dalam proposisi singular negatif "Siliwangi bukan mahasiswi Fakultas Hukum UIN" sesungguhnya "mahasiswi Fakultas HUkum UIN" diingkari tentang seluruh bukan sebagian term subjek proposisi yang bersangkutan, yang kebetulan adalah satu individu dan tertentu. Maka dari sebab itulah para ahli logika tidak membedakan lambang yang digunakan, baik untuk proposisi universal afirmatif dan proposisi singular afirmatif, maupun untuk proposisi universal negatif dan proposisi singular negatif.

Dengan demikian, di kalangan para ahli logika digunakan hanya empat lambang saja untuk mewakili keenam macam proposisi di atas. Lambang-lambang yang dimaksud itu ialah A, E, I, dan O. Suatu term disebut distributif apabila penggunaan term itu meliputi semua anggotanya secara individual, satu demi satu, jadi tidak sebagai kelompok. Term yang berdistribusi itu disebut term universal. Term yang tidak berdistribusi hanya meliputi sebagian dari semua anggotanya, yaitu satu atau lebih.

Term yang hanya meliputi satu anggotanya saja atau lebih, akan tetapi tidak semuanya, disebut term partikular. Jika luas term subjek menentukan kuantitas suatu proposisi, maka kualitas suatu proposisi menentukan luas term predikatnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kiranya perlu dicamkan hukum pokok mengenai luas term predikat, baik dalam proposisi yang berkualitas afirmatif maupun dalam proposisi yang berkualitas negatif.

Hukum pokok berbunyi: Dalam proposisi afirmatif, luas term predikat selalu partikular.



0コメント

  • 1000 / 1000